Pakar sejarah, Dr. Mufti Ali, Ph. D menyebut bantuan USAID dan AUSAID terhadap pendidikan di Provinsi Banten sebagai strategi kebudayaan yang akan menguasai ideologi anak bangsa. "Sadar atau tidak ini sebuah strategi politik kebudayaan," kata Mufti Ali saat menjadi narasumber diskusi ICMI Kabupaten Tangerang.
Dalam pandangannya, Mufti Ali melihat ada kepentingan asing untuk menguasai ideologi masyarak Banten secara umum. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa sejarah Banten tidak bisa dilepaskan dari pengaruh kiyai dan pondok pesantren terhadap kemajuan berpikir ummat. "Dulu, jumlah orang yang buta tulisan huruf latin itu jauh lebih besar ketimbang yang buta huruf arab," katanya. Mufti mengatakan masyarakat Banten hari ini merasa bangga dengan hal-hal yang berbau barat, padahal tidak setiap yang datang dari barat itu baik nilainya. Barat telah memahami betul situasi Banten saat ini. Masyarakat Banten yang terkenal religius itu tengah mengalami kesulitan ekonomi sehingga untuk mengakses pendidikan tinggi relatif sulit. Dari sinilah, Mufti mengatakan USAID dan AUSAID masuk lewat strategi politik kebudayaan mereka dengan menawarkan sejumlah bantuan bidang pendidikan lengkap dengan tawaran silabus atau konsepnya, sehingga penyelenggaraan pendidikan lokal kita harus nengikuti cara-cara barat. "Mereka (USAID) berkepentingan untuk menguasai ideologi anak bangsa Indonesia."lanjut Mufti.
Mufti selalu mengatakan dengan lantang di setiap forum bahwa masyarajat Indonesia tidak boleh mendapat bantuan pendidikan dengan dikuasainya silabus. Bahkan, Mufti menyesalkan banyak kepala daerah tidak menyadari hal ini. "Kepala daerah justeru ikut numpang dengan peresmian ini peresmian itu, mereka tidak sadar ada ideologi yang sedang digadaikan," terang Mufti.