Rabu, 04 Mei 2016

MEMBANGUN PERADABAN DUNIA DENGAN MEMBACA

Sejarah manusia secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu masa pra-sejarah dan masa sejarah. Masa pra-sejarah adalah masa dimana manusia belum mengenal baca tulis, sedangkan masa sejarah ditandai dengan penemuan dan kemampuan baca tulis manusia sekitar lima ribu tahun lalu. Penemuan baca tulis telah membuat kehidupan manusia berubah drastis. Peradaban manusia tidak lagi berjalan merangak, melainkan berlari melesat kencang. Tidak kurang dari 27 peradaban telah dilahirkan, dari peradaban sumeria masa lalu hingga peradaban Amerika masa kini. Peradaban yang datang mempelajari peradaban masa lalu dari apa yang ditulis dan dibaca oleh generasi berikutnya. Manusia saat ini tidak lagi memulainya dari titik nol.
Kejayaan peradaban Romawi, peradaban Islam, dan peradaban Eropa saat ini dibangun dari tradisi membaca dan menulis. beribu-ribu karya intelektual serta penemuan-penemuan orisinil yang muncul pada setiap jamannya. Intelektualitas memang tidak dibangun hanya oleh kemampuan baca-tulis saja, juga oleh berbagai eksperimen lain sehingga melahirkan teori-teori. namun dasar dari seluruh kemampuan tersebut ada pada kemampuan baca-tulis yang dirangkai dengan akal dan budi, pikir dan zikir, iman dan ilmu. Demikianlah yang tercantum dalam Al-Quran, kitab suci dan pedoman bagi ummat Islam. Akal tanpa qalbu menjadikan manusia seperti syaithan. Iman tanpa ilmu sama dengan pelita di tangan bayi. Sedangkan ilmu tanpa iman bagaikan pelita di tangan pencuri. Dan Al-Quran sebagai kitab yang terpadu memperlakukan manusia dengan memperlihatkan keseluruhan unsur manusiawinya berupa jiwa, akal dan jasmaninya.

Membaca, Perintah Tuhan Yang Pertama
Iqra' yang merupakan kata pertama dari wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yaitu pada QS. Al-"alaq berarti "bacalah". Jibril bahkan harus mengulangi tiga kali perintah membaca ini, karena setiap kali disampaikan "Iqra" selalu dijawab oleh Muhammad dengan "Maa Anaa Bi Qari", saya tidak bisa membaca. Sesudahnya baru Jibril melanjutkan ayat pertama secara lengkap dan juga empat ayat berikutnya. "Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan". Ini merupakan perintah membaca yang mengharuskan pembaca ikhlas melakukannya, karena hanya Allah semata. Sebab yang memerintah Allah, Tuhan yang mendidik, memelihara, mengembangkan, meningkatkan dan memperbaiki keadaan makhluk-Nya.
Pada ayat ketiga berbunyi "Bacalah, dan Tuhanmu lah yang Maha Pemurah". Ayat ini menggambarkan manfaat yang akan diperoleh pembaca dari apa yang dibacanya. Allah menjanjikan pada saat seseorang membaca dengan ikhlas karena Allah, maka Allah akan menganugerahkan kepadanya ilmu pengetahuan, pemahaman-pemahaman, wawasan-wawasan baru, walaupun yang dibaca itu-itu juga.
Demikianlah, Iqra' merupakan syarat pertama dan utama bagi keberhasilan manusia. Dan, disinilah letaknya mengapa membaca memiliki makna yang mendalam dan strategis dalam ilmu pengetahuan. Karena seseorang tidak akan memperoleh pengetahuan tanpa membaca. Dan membaca merupakan jalan yang mengantar manusia mencapai derajat kemanusiaannya. Sehingga manusia memiliki peradaban yang tinggi. Membaca merupakan salah satu fungsi yang paling penting dalam hidup. Semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca.
Sungguh, perintah membaca merupakan sesuatu yang paling berharga yang pernah dan dapat diberikan kepada ummat manusia. membaca dalam berbagai macam maknanya adalah syarat pertama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta syarat utama membangun peradaban. Semua peradaban yang berhasil bertahan lama, justeru dimulai dari suatu kitab (bacaan). Peradaban Yunani dimulai dengan buku Iliad karya Homer pada abad ke-9 sebelum masehi. Ia berakhir dengan hadirnya kitab perjanjian baru. Peradaban Islam lahir seiring dengan kehadiran Al-Quran.
Singapura, negara tetangganya yang luasnya sepersekian dari wilayah Indonesia, sangat bergantung pada kecerdasan manusianya. Indonesia sebagai negara yang besar baru bergantung pada sumber daya alamnya dan kuantitas konsumsi rakyat. Kita belum menjadikan manusia sebagai faktor penting kebangkitan bangsa dan negara ini dalam menciptakan dan membangun peradaban Indonesia. Itu karena Indonesia belum menempatkan membaca sebagai intisari perjuangan kebangsaan dan intisari pembangunan nasional dalam peranannya membangun peradaban nasional dan dunia.
Saatnya kita semua menyadari bahwa membaca itu tidak penting bagi kita yang ingin mengekalkan diri pada kejahiliyahan. Tetapi membaca itu sangat penting bagi manusia yang mengimani "minadzulumati ilaannur" yaitu perubahan dari jaman kegelapan menuju era yang terang benderang.
Wallahu a'lam bishshawab.

Topari, S. Sos., MH
Sekretaris Dewan Pakar ICMI Kab. Tangerang

Tim MS Corner

About Tim MS Corner

Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

Subscribe to this Blog via Email :