BALARAJA-Pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron belakangan mendapat kecaman dari berbagai pihak kalangan muslim di dunia, termasuk Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Orda Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Kecaman dari ICMI disampaikan oleh Ketua ICMI orda Kabupaten Tangerang, Sis Maksis Sakhabi, M.AP dalam keterangan rilis yang disampaikan ke beberapa media massa pada Sabtu, (31/10).
Apa sebetulnya yang disampaikan Presiden Macron sehingga ummat Islam merasa terluka akibat pernyataannya? Berikut adalah ulasan pernyataan Macron:
Pertama, Macron menyebut Islam dunia sedang mengalami krisis.
Kedua, Macron menyebut akan memerangi islam radikal.
Ketiga, Macron menyebut ada kelompok radikal Islam yang akan menentang hukum republik.
Keempat, Macron juga menyebut peristiwa pembunuhan guru sejarah, Samuel Paty oleh Abdoullakh Abouyezidovitch dengan mengatakan Islam adalah "agama yang mengalami krisis di seluruh dunia". Insiden tersebut merupakan reaksi dari pembahasan kartun Nabi Muhammad SAW di kelasnya.
Maka dari itu, Macron dianggap telah menghina Islam dan melukai pemeluk agama Islam di seluruh dunia.
Maksis Sakhabi, Ketua ICMI Orda Kabupaten Tangerang menyebutkan jika Macron tetap menunjukkan kebenciannya pada ummat Islam, khususnya yang tinggal di ngaranya maka reaksi kaum muslimin seluruh dunia akan bergerak menyerangnya.
“Tidak akan bisa dihindari, kemarahan massa bisa sampai puncak jika tidak ada permintaan maaf dari Macron kepada muslimin di dunia,” kata Maksis Sakhabi.
Maksis juga melanjutkan seraya mengajak ummat Islam di dunia untuk bersatu dan tetap tidak terprovokasi pihak-pihak tertentu. Menurutnya, banyak negara-negara Barat dan Eropa yang tidak senang dengan capaian Islam saat ini.
“Konflik Islam-Barat ini akan terus menerus jika salah satu negara tidak ada yang mengalah, marilah kita berdamai seraya mempersiapkan diri untuk peradaban dunia yang bermartabat,” ajak Maksis Sakhabi.
Meskipun mengecam keras pernyataan Macron, ICMI tetap meminta ummat Islam tidak terpancing. “Kalau hanya amarah nafsu yang keluar, tidak berarti apa-apa. Kemarahan kita harus ditunjukkan dengan sikap lemah lembut, bukan berarti mengalah tetapi kita menggunakan pendekatan perdamaian,” Pinta Maksis Sakhabi.
ICMI apresiasi adanya gerakan boikot produk Prancis, menurutnya dengan sikapseperti itu akan ada sanksi sosial bagi Prancis jika produk-produknya tak laku di negara mayoritas Islam.
(adm)