Tiap makhluk yang ada di alam dunia tentu memiliki taqdir masing-masing. Taqdir merupakan ketentuan suatu peristiwa yang terjadi karena pilihan makhluk itu sendiri, yang akan dipertanyakan dan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT di Yaum al-Mahsyar kelak. Mereka tidak mengetahui taqdir yang ditetapkan padanya. Baik atau pun buruk harus dijalaninya sepanjang hembusan nafas di badan. Begitu pun dengan manusia, taqdirnya sudah ditentukan sejak ia masih ada dalam alam ruh.
Beberapa orang beranggapan bahwa taqdir yang ditetapkan padanya tidak sesuai dengan apa yang menjadi harapan dan tujuannya. Mereka membandingkan kesuksesan orang lain dengan dirinya, sehingga terpatri bahwa taqdir yang ada padanya tidak sebaik dengan apa yang ia bandingkan. Padahal, bisa jadi apa yang ditaqdirkan pada dirinya itu lebih baik daripada apa yang ia bandingkan. Persoalannya hanya ada pada persepsi tiap orang. Orang bisa saja mempersepsikan bahwa mereka lebih baik daripada dirinya, padahal bisa jadi sebaliknya, hanya saja ia tidak tahu tentang itu.
Di lain sisi, ada orang yang terus berupaya melakukan hal-hal yang terbaik dan optimal terhadap apa yang diamanahkan pada dirinya. Karena sesungguhnya, tiap diri ini adalah pemimpin, minimal mampu memimpin dirinya sendiri. Ia kelola segala potensi yang telah ditaqdirkan pada dirinya untuk selalu berbuat yang terbaik. Berbuat baik pada diri sendiri, berbuat baik pada orang tua, berbuat baik pada keluarga, anak-anak, tetangga, agama, bangsa, dan negara. Potensi yang ada pada dirinya ditumbuhkembangkan secara optimal seiring perjalanan waktu yang ada.
Pengoptimalan segala potensi yang ada pada diri secara baik tentu akan menghasilkan sebuah kekuatan baginya, karena setiap diri sudah dibekali dengan potensi. Potensi merupakan sebuah energi yang tersimpan, perlu digali untuk memunculkan di sebuah permukaan. Jika potensi itu dibiarkan, maka ia tidak akan pernah bisa menjadi sebuah perubahan karena perubahan itu sesungguhnya dibutuhkan perpindahan dan pergerakan. Dalam ilmu fisika, tiap benda memiliki energi potensial yakni energi yang tersimpan karena kedudukan benda itu sendiri. Ia akan berubah menjadi energi gerak (energi kinetik) disaat ada gaya yang mempengaruhinya. Pun sama halnya dengan manusia, ia akan bergerak (mengalami perubahan) jika mampu mengoptimalkan kekuatan yang ada pada dirinya.
Inilah sebagai gambaran bagi mereka yang menginginkan sebuah perubahan pada dirinya. Perubahan harus diawali dengan mengoptimalkan semua potensi diri sebagai bentuk taqdir ilahi, bukan berdiam diri sambil meratapi. Bukankah Tuhan telah menta’qidkan bahwa Dia tidak merubah nasib mereka kecuali mereka sendiri yang mau merubahnya. Artinya, sebuah perubahan akan terjadi manakala mereka mampu mengoptimalkan semua potensi yang ada padanya dengan melibatkan semua sumber daya yang ada. Oleh sebab itu, optimalisasi taqdir sebagai energi potensial menjadi sangat penting bagi manusia agar terjadilah sebuah pergerakan (energi kinetik) dan disitulah terlihat adanya sebuah perubahan. Semoga bermanfaat. Aamiin.