Oleh: Maksis Sakhabi
Beribu-ribu bintang terlihat
cemerlang ketika malam hari tiba, aroma ciptaan Allah semakin nampak terang
benderang tatkala bintang terang benderang. Allah swt. sungguh telah
menciptakan berbagai bentuk rupa di alam raya ini sesuai dengan fungsi dan
manfaatnya. Tak satupun ditemukan dari ciptaan Allah yang tidak memiliki
manfaat. Semua tercipta sesuai dengan kadarnya. Bahkan manusia pun adalah
makhluk yang dimuliakan dan mendapat posisi nomor satu di bumi. Allah swt.
secara sengaja menjadikan manusia sebagai makhluk sempurna (insan kamil) yang
tentunya mempunyai tugas dan tanggung jawab yang tidak ringan. Manusia
diberikan amanat oleh Allah swt. untuk menjaga keutuhan kehidupan di bumi.
Manusia mempunyai kelebihan daibanding makhluk-makhluk lainnya. Akal sebagai
salah satu bentuk perbedaan manusia dengan makhluk lainnya. Manusia diberikan
akal untuk berpikir bagaimana dapat menjalankan amanat dari Allah, yakni
menjaga keutuhan kehidupan di bumi.
Ya, kalau kita teliti lebih
jauh, banyak sekali tipe-tipe manusia yang terdapat di bumi ini. tidak semua
manusia dapat menjaga amanat Allah swt. ini. tetapi tidak sedikit manusia yang
berlomba-lomba dalam hal kebaikan. Karena ini merupakan perintah Allah swt.
yang telah tercantum di dalam Al-Quran.
Manusia melihat keindahan ciptaan Allah swt. dengan menggunakan akalnya.
Tanpa akal mustahil manusia dapat merenungkan ciptaan Allah swt. indahnya
sawah, luasnya lautan, tingginya gunung-gunung dapat didefinisikan oleh manusia
dengan menggunakan akalnya.
Catatan-catatan mufassir
tentang ciptaan Allah telah banyak memberikan keterangan bahwa Allah swt.
adalah Maha Pencipta segala sesuatu. Tak ada satu pun yang lepas dari
ciptaan-Nya di dunia ini. Maha Suci Allah yang telah banyak memberikan manfaat
bagi kehidupan di bumi ini. tentu kita tahu bahwa makhluk-makhluk-Nya di dunia
ini terdiri dari berbagai macam jenis dan kelompoknya. Banyak sekali makhluk
ciptaan Allah yang belum kita ketahui, pernahkah kita berpikir ada apa di balik
planet-planet lain selain bumi ? Wallahu A’lam. Tidak semua manusia mampu
menerjang pengetahuan yang amat dalam tersebut. Jikalau pun ada manusia yang
berusaha payah melakukan penelitian di balik planet-planet lain, sungguh itu
masih sebagian pengetahuan kecil saja yang Allah berikan.
Yang terpenting dari renungan
ini adalah kita sebagai makhluk ciptaan Allah swt. hendaknya mengabdikan diri
sepenuhnya kepada-Nya. Beriman, beramal shaleh, berbuat sesuatu yang
dikehendaki-Nya. Mengimani Allah swt. tidak hanya tercetus lewat ucapan lisan
saja. Pokok iman itu bersumber dari ma’rifat dalam hati (Imam Fakhruddin
Ar-Razi : 606 H). Seseorang tidak cukup mengucapkan “saya beriman” hanya lewat
lisan, tetapi juga harus disertai dengan pengamalan Tauhidnya.
Imam
Fakhrudin Ar-Razi, salah seorang ulama yang berprinsip pada Madzhab Asy’ariyyah berpendapat bahwa ber-Tauhid
hendaknya dengan melakukan riyadhoh agar kita dapat menafikan segala sesuatu
yang ada di dalam hati kecuali Allah. Jika seseorang telah sampai pada
tingkatan tersebut maka sudah dianggap ber-Tauhid. Jadi berhati-hatilah
terhadap perbuatan kita, lisan kita yang kerap salah ucap, atau bahkan hati
kita yang terkadang menempatkan sesuatu selain Allah swt.
Dengan beriman kepada-Nya
mudah-mudahan apa yang kita maksud dan kita kehendaki mendapat keridhoan dari
Allah swt. selalu diberikan petunjuk yang lurus dan dijauhkan dari yang syirik
dan munafik. Allah Maha Agung, Pencipta segala makhluk, tidak ada Tuhan selain
Allah.
“Lisanmu
bagaikan kakimu yang selalu berjalan tanpa melihat rintangan,
Maka gunakan
hatimu untuk menjaga lisanmu yang siap menghadapi rintangan”
(Makhsis
Sakhabi, DJ)