Kamis, 28 Desember 2017

KEHADIRAN KAUM INTELEKTUAL DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Pembangunan berkelanjutan merupakan sebuah tema diskusi di setiap ruang perdebatan para kaum logika. Tema ini menjadi penting lantaran adanya suatu tujuan bersama di era millenium (Millenium Development Goals) yaitu terwujudnya masyarakat dunia yang adil, makmur dan sejahtera merata.
Tak hanya di Indonesia saja, tema pembangunan berkelanjutan merambah ke seluruh penjuru dunia. Kali ini, dalam sebuah momentum penting para cendekiawan Islam di Indonesia berkumpul, membicarakan pembangunan berkelanjutan sebagai bentuk implementasi keilmuan para cendekiawan dalam menentukan sikap dan tindakan untuk kehidupan yang nyata. Para cendekiawan muslim berdebat menyoal peran dan eksistensi kaum intelektual di ranah pemerintahan. Karena hampir seluruhnya berpendapat peran dalam dunia pemerintahan tak hanya dibutuhkan sebuah konsep kelimuan semata melainkan sisi-sisi lain kehidupan sosial, politik dan ekonomi menjadi pertimbangan penguasa untuk melibatkan kaum intelektual.

Prof. Jimly Asshiddiqie sebagai Ketua Umum ICMI mengungkapkan bahwa saat ini kita dalam sebuah tatanan kehidupan di alam demokrasi yang menyebabkan suara kaum intelektual sama dengan suara masyarakat kelas bawah. Bukan bermaksud menyinggung kaum arus bawah, tujuan pernyataan tersebut adalah menyinggung soal peran dan eksistensi para cendekiawan di dalam pemerintahan republik ini. Satu suara professor sama dengan satu suara tukang becak, begitu kelakar sang Ketua umum ICMI. Tidak ada yang salah dengan ungkapan tersebut, karena memang kondisi saat ini kaum intelektual hanya sibuk mengurus penelitian, melakukan percobaan, mengurus kampus, membuat silabus dan kesibukan lainnya yang cukup mengikat untuk keluar mengikuti perkembangan kehidupan nyata.
Sejatinya, kaum intelektual adalah garda terdepan dalam merumuskan ihwal pembangunan di suatu bangsa. Bagaimana kemudian bangsa ini menjadi bangsa yang agung, disegani, mendapat tempat di kancah internasional, menjadi bangsa yang super power, tentu ini tak sekedar konsep di atas secarik kertas atau berbentuk proposal tebal yang dilengkapi banyak referensi pustaka. Rumusan tersebut harus dalam bentuk paket komplit. Mulai dari rumusan teori, meta teori, presentasi, implementasi sampai pada evaluasi. Dimulai dari berpikir berlanjut dalam bentuk tindakan hingga akhirnya dalam kebermanfaatan. Itulah sejatinya kaum intelektual berada di tengah-tengah pembangunan berkelanjutan.
Dari sini, kaum intelektual harus lebih percaya diri untuk mengembangkan kelimuannya dalam bentuk aksi nyata berpartisipasi dalam pembangunan yang riil yaitu melalui keikutsertaannya dalam pembangunan, baik di level lokal, nasional maupun internasional. Sesungguhnya kaum intelektual memiliki cara yang tak banyak dimiliki kebanyakan orang lainnya, peletakan dasar-dasar bangunannya sudah dirancang sejak dalam pikiran. Kemudian ia tuangkan dalam bentuk konsep tertulis yang kemudian memerlukan adanya penjelasan-penjelasan langsug (presentasi), dan setelah itu barulah implementasi langsung secara teknis. Ini adalah cara yang paling dinamis, elegan dan bermartabat, tindakannya selalu didasari keilmuan yang memadai, dan hasilnya selalu diiringi dengan evaluasi. Jika budaya ini dilakukan oleh pemerintah di semua tingkatan, saya yakin Indonesia bisa dengan cepat menjadi bangsa yang maju, mandiri, berdaya saing tinggi dan disegani oleh bangsa-bangsa lain.

Mari sebagai kaum intelektual kita turun langsung melihat dari jarak dekat, berdialog dengan eksekutif dan berbuat secara langsung mengaplikasikan apa-apa yang menjadi perhatian dan fokus bidang masing-masing. Jangan katakan kita adalah kaum cendekiawan selama kita belum mampu berbuat langsung untuk dirasakan manfaatnya oleh orang banyak. Maka, berlombalah dalam hal kebaikan.

Tim MS Corner

About Tim MS Corner

Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

Subscribe to this Blog via Email :