Rabu, 26 Juli 2023

Asal Muasal MTQ

Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) sudah sangat popular dan dikenal di seluruh ummat Islam di Indonesia. MTQ sebagai sarana untuk beradu atau kompetisi dalam mengenal, membaca, memahami dan mengamalkan Kitab Suci Al-Qur’an. Namun, jika dilihat pada urutannya, MTQ mempunyai catatan sejarah dalam penyelenggaraannya di Indonesia.

Pada mulanya, MTQ muncul dari kelompok kajian pecinta Al-Quran pada organisasi massa Islam yakni Nahdlatul Ulama yang membentuk Jam’iyyatul Qurro wal Huffadz atau dengan kata lain Perkumpulan Qori dan Penghafal Qur’an. Berdirinya Jam’iyyatul Qurro wal Huffadz ini sebagai cikal bakal kegiatan MTQ, karena pada 17 Ramadhan 1370 H atau 1950 M oleh KH. Wahid Hasyim (ayah Gus Dur) mencetus berdirinya organisasi JQH sebagai wadah mengimpun para qori dan para penghafal Quran. Tidak sebatas untuk perkumpulan semata, KH. Wahid Hasyim menyematkan JQH sebagai pusat diselenggarakannya kegiatan mempelajari Al-Quran, baik Qiraat, Tilawah, Syarh, Fahm dan sebagainya.

Untuk pertama kalinya, MTQ diselenggarakan pada Tahun 1968 di Kota Makassar dengan cabang lomba hanya Tilawah Dewasa saja. Dari penyelenggaraan MTQ pertama kali ini, melahirkan Qori Ahmad Syahid dari Jawa Barat dan Muhammad Dong dari Sulawesi Selatan.

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan tentang Al-Quran, kemudian menempatkan lebih banyak lagi cabang-cabang yang dilombakan pada MTQ selanjutnya, yaitu Hifdzil Qur’an, Fahmil Qur’an, Syarhil Qur’an, Cabang Tilawah diperluas menjadi Cabang Dewasa, Remaja, Anak-anak dan Murottal.

Hingga saat ini, tercatat sudah 29 kali MTQ diselenggarakan di Indonesia, dengan urutan sebagai berikut:

1.       Tahun 1968 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan

2.       Tahun 1969 di Bandung, Jawa Barat

3.       Tahun 1970 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan

4.       Tahun 1971 di Medan, Sumatra Utara

5.       Tahun 1972 di Jakarta, DKI Jakarta

6.       Tahun 1973 di Mataram, Nusa Tenggara Barat

7.       Tahun 1974 di Surabaya, Jawa Timur

8.       Tahun 1975 di Palembang, Sumatera Selatan

9.       Tahun 1976 di Samarinda, Kalimantan Timur

10.  Tahun 1977 di Manado, Sulawesi Utara

11.   Tahun 1979 di Semarang, Jawa Tengah

12.   Tahun 1981 di Banda Aceh, Aceh

13.   Tahun 1983 di Padang, Sumatra Barat

14.   Tahun 1985 di Pontianak, Kalimantan Barat

15.   Tahun 1988: Bandar Lampung, Lampung

16.   Tahun 1991 di Yogyakarta, DIY Yogyakarta

17.   Tahun 1994 di Pekanbaru, Riau

18.   Tahun 1997 di Jambi, Jambi

19.   Tahun 2000 di Palu, Sulawesi Tengah

20.   Tahun 2003 di Palangkaraya, Kalimantan Tengah

21.   Tahun 2006 di Kendari, Sulawesi Tenggara

22.   Tahun 2008 di Serang, Banten

23.   Tahun 2010 di Bengkulu, Bengkulu

24.   Tahun 2012 di Ambon, Maluku

25.   Tahun 2014 di Batam, Kepulauan Riau

26.   Tahun 2016 di Mataram, Nusa Tenggara Barat

27.   Tahun 2018 di Medan-Deli Serdang, Sumatera Utara

28.   Tahun 2020 di Padang- Padang Pariaman, Sumatera Barat

29.   Tahun 2022 di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan

 

Karena keberadaan penyelenggaraan MTQ yang sudah rutin diselenggarakan, maka kegiatan MTQ ini memiliki makna tak sebatas musabaqoh, tetapi juga sebagai syiar Islam melalui musabaqoh yang diadakan. Maka, di pemerintahan kegiatan MTQ menajdi kegiatan rutin yang mendapatkan perhatian khusus dalam kedudukannya. Jadi, kini MTQ dilaksanakan terstruktur, mulai dari Tingkat Desa/kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional. Bahkan, dunia internasional pun kini menyelenggarakan, walau hanya diikuti beberapa negara saja.

*diolah dari berbagai sumber

Tim MS Corner

About Tim MS Corner

Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

Subscribe to this Blog via Email :