Senin, 29 Agustus 2016

MEMAKNAI POSPENAS SEBAGAI KECERDASAN KAUM SANTRI BANTEN



Pesatnya perkembangan zaman ditandai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan kemajuan tekhnologi. IPTEK bukan saja membawa manfaat, tapi juga bisa membawa mudharat. Kemerosotan moral bangsa akhir-akhir ini menjadi salah satu problem sosial akut yang mengancam eksistensi keislaman dan kebangsaan. Semakin hari dekadensi moral kian meningkat dan tak mampu dikontrol lagi melalui mekanisme tradisional dan konvensional. Banten sebagai kawasan yang terus berkembang pasti mengalami ancaman yang besar bagi perkembangan mentalitas dan moral masyarakatnya.

Kita saksikan saat ini banyak orang dengan mudahnya meninggalkan perintah agama dan budaya setempat. Pembunuhan terjadi dimana-mana. Korupsi, kolusi dan nepotisme merajalela. Bahkan ada sorang ayah tega merenggut kehormatan anak kandungnya atau seorang anak mengadukan perilaku ibu kandungnya ke polisi. Semua itu adalah dampak buruk dari dekadensi moral.

Santri Dalam Sorotan

Di tengah serbuan globaslisme, nilai-nilai agama dan moral semakin dipinggirkan. Padahal Allah telah mengingatkan kita dengan firmannya dalam Al Qur’an surat Ali Imron ayat 104 :

“Dan hendaknya ada diantara kalian, segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan dan melarang kemungkaran, maka itulah orang- orang yang mendapat keberuntungan”

Lantas siapa orang yang mampu melaksanakan tugas yang amat sangat berat ini? Kita tentu berharap kaum santri yang menjadi ciri khas masyarakat Banten mampu mengantisipasi persoalan-persoalan umat dan bangsa. Spirit kecendekiaan dari kaum santri sebagai “Agent of Change” harus terus didorong dan didukung ke dalam aksi-aksi nyata yang ada dilingkungan sekitarnya.

Apalagi perubahan-perubahan yang cepat kini menjadi tantangan besar disetiap daerah, termasuk Propinsi Banten. Kemajuan teknologi, globalisasi dan investasi merupakan suatu keniscayaan yang tak terhindarkan dan merupakan kenyataan yang mesti dihadapi. Dilaksanakannya Pekan Olahraga Antar Pondok Pesantren Nasional (Pospenas) tahun 2016 ini akan membawa dampak positif bagi kecerdasan kalangan intelektual santri di Banten.

Menengok Sejarah

Kita mengetahui bahwa kebesaran Islam sejak awal telah dimulai dari kelahiran organisasi Ikhwanussafa pada masa Imperium Abbasid. Dari organisasi inilah muncul kaum cendekiawan yang berpijak pada ajaran-ajaran agamanya. Ibnu Arabi, Ibnu Sina, Ibnu Kaldun mampu menghasilkan karya-karya besar dan ensiklopedia-ensiklopedia yang dibaca oleh generasi-generasi berikutnya. Pada saat yang sama, Eropa mengalami abad kegelapan.

Di Banten kita mengenal Sultan Hasanudin adalah seorang penguasa sekaligus ulama. Sultan Ageng Tirtayasa adalah ahli pengairan yang mengerti agama. Bahkan Sultan Banten ke 4, Abul Mufakir mampu menulis tafsir al Insan al Kamil yang disadur dari karya-karya Ibnu Arabi. Begitupun Syekh Nawawi terkenal sebagai ulama besar yang menghasilkan banyak buku dan karya. Islamisasi Afrika dilakukan oleh Syekh Yusuf al Bantani al Makasari. Sehingga Nelson Mandela pun mengakui beliau sebagai seorang pencerah bagi kegelapan Afrika.

Demikianlah kemajuan dan perubahan selalu dimulai dari ilmu pengetahuan. Di Banten lebih dari 3000 pondok pesantren memiliki potensi yang besar untuk melakukan perubahan-perubahan signifikan ke arah Banten Yang Beriman Dan Bertakwa sesuai dengan motto Propinsi Banten. Penyelenggaraan Pospenas nanti akan memicu setiap orang di Banten untuk mendekatkan diri dengan aktifitas kepondokpesantrenan, apalagi pondok pesantren akan leih dikenal luas tidak hanya memiliki kajian keislaman saja tetapi olahraga juga terlihat.

Tugas Santri

Secara umum, santri ialah orang yang belajar di pondok pesantren guna untuk meneruskan perjuangan para nabi dalam mengemban amanat yang sangat mulya yaitu mengmbangkan ajaran agama islam demi terciptanya insan yang senantiasa bertaqwa kepada Allah, menjalankan perintah dan menjauhi larang-Nya.Hal ini sesuai dengan hadis shohih nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh shahabat Imam Turmudi :

“Ulama adalah pewaris para Nabi”

“Hanya orang-orang yang takut kepada Allahlah disebut sebagai kaum ilmuan” (al Fathir: 28)

Tatkala Nabi sudah tiada, maka tugas kaum ulama dan kaum ilmuan’lah yang akan mewarisi seluruh tugas para Nabi, dan santri Banten adalah bibit-bibit unggul generasi baru para ulama yang akan mewarnai “Agent of Change” seluruh aspek kehidupan yang terjadi di Banten dalam era globalisasi ini.

Dengan meningkatnya peradaban manusia, tantangan santri dari zaman ke zaman semakin lama semakin berat. Saat ini santri tak cukup hanya dengan berdzikir dan duduk berpangkutangan tak melakukan suatu apapun, tak cukup hanya dengan mengaji saja, tapi juga harus berfikir dan mengkaji seluruh fenomena yang terjadi di alam semesta ini sesuai Al Qur’an dan Al Sunnah dan mengaplikasikannya dalam realitas kehidupan.

Tentu saja kaum santri harus mampu berfikir kreatif dan inovatif dalam menjawab seluruh tantangan zaman yang terus berkembang ini. Karena bagaimanapun, santri adalah generesi penerus perjuangan para pahlawan bangsa dan negara yang mencita-citakan suatu negeri “Baldatun Thoyyibatun Wa Robbun Ghofur”.

Syekh Musthofa Al Gholayyin mencatat dalam kitab Idhotun Nasyi’in :

”Sesungguhanya di tanganmulah wahai generasi muda urusan bangsa dan negaramu, dan di derap langkahmulah wahai generasi muda hidup dan matinya bangsa dan negara tersebut”

Hadist Nabi:

“Saatan wa Saatan=Pada setiap jaman ada orangnya”

Wahai ketahuilah, Bangsa kita adalah bangsa yang kaya raya tak kurang satu apapun.
Bangsa kita tak hanya membutuhkan orang cerdas, tak hanya membutuhkan orang yang memiliki intelegensi tinngi, namun bangsa kita juga sangat membutuhkan orang-orang yang memiliki kredibilitas dan loyalitas yang tinggi terhadap negara dan daerahnya.

Kaum santri hendaklah mempersiapkan kehadiran tamu bernama “PERUBAHAN, PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DAN GLOBALISASI”. Bahkan kita harus terus berdoa dan berusaha agar kaum santri dan intelektual bisa mengontrol dan ikut andil di dalam setiap kemajuan dan perubahan di Propinsi Banten ini, bukan sekedar menjadi penonton pasif dan kaum yang terpinggirkan ke pojok sejarah.

Penulis: Mohamad Safari (Sekretaris Jenderal ICMI Orwil Banten)

Tim MS Corner

About Tim MS Corner

Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

Subscribe to this Blog via Email :